Senin, 26 Maret 2012

ev-a news

PESONA KULMINASI DI TUGU KHATULISTIWA
Pontianak,  Jumat, 23 Maret 2012. Tugu Khatulistiwa yang berada di jalan Khatulistiwa sekitar pukul 08.00 mulai dipadati pengunjung.  Pengunjung berasal dari berbagai daerah bahkan manca negara. Para pengunjung sengaja datang untuk menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi, yaitu puncak kulminasi.
Pengunjung yang ingin menyaksikan puncak kulminasi matahari mulai ramai pada pukul 10.00. Teriknya panas matahari tidak menyurutkan semangat para pengunjung yang sangat antusias ingin menyaksikan pesona kulminasi.
“ Garis lintasan matahari tepat di atas kepala kita (kulminasi) terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September” ucap Kasnawi, pemandu wisata UPTD objek wisata Pontianak saat memberi penjelasan kepada para pengunjung. “Untuk memeriahkan acara puncak kulminasi biasanya pihak penyelenggara mengadakan acara kesenian budaya yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati, tamu dari luar daerah dan manca negara. Namun pada bulan Maret ini tidak diadakan, acara diundur pada bulan September”. Tambahnya.
Tugu Khatulistiwa dibuka dari pukul 07.30-16.30 setiap hari. Jumlah pengunjung sampai pukul 11.25 mencapai 586 pengunjung. “ jumlah pengunjung yang datang pada hari ini lebih ramai dari hari-hari sebelumnya”. Tutur R.A. Poniati Dewi, S.H. petugas Tugu Khatulistiwa yang sedang menghitung jumlah pengunjung yang mengisi buku tamu. “ pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah dan berbagai kalangan, bahkan ada juga pengunjung yang berasal dari negeri Sakura, Jepang”. Tukasnya.  Poniati juga menambahkan bahwa titik kulminasi pada tanggal 21 jatuh pada pukul 11.49. Sedangkan pada hari jumat (23/3) puncak titik kulminasi jatuh pada pukul 11.42.
Menjelang detik-detik puncak kulminasi para pengunjung berbondong-bondong menuju lokasi titik kulminasi yaitu 14 meter dari bangunan Tugu Khatulistiwa. “ Kita patut bangga dengan adanya fenomena ini, karena di Indonesia hanya di Pontianak yang dilalui garis lintasan matahari. Tugu Khatulistiwa pantas menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia” ucap Yuliana, seorang pengunjung yang datang bersama anaknya.(ev-a)



Selasa, 06 Maret 2012

PUISI

Ibu
D. Zawawi Imron
kalau aku merantau lalu datang 
musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, 
ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

(Batang-Batang - Madura)