Kamis, 17 Mei 2012

KESABARAN

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara
suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

Rindu

tugu itu saksi bisu
ketika purnama raya sedikit sendu
kau bilang padaku
bahwa kau rindu


Tugu itu saksi bisa
rindu semakin menggebu
rindu saat mata kita beradu
mengadu pandang tak jemu
rindu saat jantung laju memacu
kita bicara dalam kalbu

tugu itu saksi bisu
kau malu aku malu
lalu lidah kita pun kelu 
mengucap rindu dalam kalbu


Rabu, 16 Mei 2012

PUISIKU


RUBAH
 
Cahaya mentari menghangatkanku pagi ini
Secercah semangat membangkitkanku dari keterpurukan rasa dan asa yang tak kunjung menjadi nyata..

Mimpi tadi malam yang menggelandang entah kemana
Mulai mencari arah
Mulai memperjelas hasrat
Ya, aku harus melakukan sesuatu
Perubahan yang baik untuk misi anganku yang mulai berkobar..
Aku harus lakukan itu..
Perubahan untuk mimpiku.
Menyulap angan menjadi nyata.

Sabtu, 12 Mei 2012

Nyanyian Janji

selalu kau nyanyikan lagu itu lagi
lagu yang membuat bising kuping ini
tak bosan-bosankah kau bernyanyi
kini ......
aku sudah enggan berinteraksi
mendengar manisnya nyanyian janji
yang itu-itu lagi
itu-itu lagi
itu-itu lagi

nyanyian janji yang tak kau tepati

Rabu, 09 Mei 2012

malas

aku ingin mengembara sejauh pikiranku..
seindah khayalanku.
aku ingin menatap seluruh isi jagad ini.
aku ingin
aku ingin


terlalu banyak inginku
sampai aku tak bisa bergerak.
aku lumpuh
rapuh
terlena dilautan impian yang tak bergerak


Jumat, 04 Mei 2012

sajakku


ironi

Sunyi meramaikan suasana
Malam memekat cahaya
Pekak tanpa suara
Ramai akan keheningan

Jumat, 13 April 2012

e-va news


Menyambung Hidup di Tepian Kapuas
Kisah hidup seorang pedagang kaki lima
Langit disore itu terlihat mendung, Sarkan (45th) terlihat ragu untuk menggelar dagangannya. Suasana di taman alun-alun Kapuas yang terletak di jalan Rahadi Oesman itu tampak ramai meski langit gelap petanda hujan akan segera turun. Dengan harapan hujan tidak jadi turun, Sarkan akhirnya menggelar dagangan yang berupa stiker, poster, gantungan kunci dan bros di antara hamparan dagangan pedagang lainnya. Dengan wajah berkeringat dan baju hijaunya yang terlihat basah oleh keringat, Sarkan bersama anaknya yang masih berumur 7 tahun menyusun barang dagangannya serapi mungkin agar dapat menarik minat para pengunjung untuk membeli dagangannya.
            Para pengunjung bertambah ramai, mereka datang dengan tujuan yang bermacam-macam. Ada yang sekadar untuk melepas penat setelah seharian bekerja, ada yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga dan pasangan, ada juga yang datang untuk bertemu sahabat, dan ada juga yang datang untuk menikmati aneka jajanan yang banyak tersedia di taman yang berada di dekat kantor walikota Pontianak.
Keberadaan taman yang tertelak di pinggir sungai Kapuas dan di kunjungi ramai wisatawan ini dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menggelar dagangannya. Termasuk Sarkan dan anak semata wayangnya. Dengan modal awal 150 ribu rupiah, Sarkan mencoba berdagang stiker, poster, gantungan kunci dan bros. Duda beranak satu itu dengan sabar menunggu dagangannya agar dibeli oleh pengunjung. “ penghasilan yang paling banyak saya dapatkan dalam satu hari tidak menentu, kadang-kadang dapat 75ribu, kadang 50ribuan, bahkan pernah sama sekali tidak dapat apa-apa” tutur Sarkan. “ mungkin banyak saingan dan hambatan sering muncul jika cuaca yang tidak mendukung seperti ini” tambahnya sambil memandangi gumpalan awan yang kian menghitam disertai angin yang mulai kencang.
Sarkan tinggal bersama anaknya di sebuah rumah kontrakkan di jalan Hasanuddin, gang Derma, di samping super market Mitra Anda. Istrinya sudah lama meninggal akibat penyakit kanker payudara yang dideritanya selama lima tahun. Joni (7) yang kini duduk di kelas 1 Sekolah Dasar dengan setia menemani ayahnya berjualan di taman alun-alun Kapuas. Saat ditanya tentang  cita-citanya, dengan polosnya ia menjawab bahwa ia ingin sekali menjadi guru.
Profesi sebagai pedagang di tepian sungai Kapuas ini Sarkan lakoni setelah istrinya meninggal. Sebelum istrinya meninggal, Sarkan berprofesi sebagai penjahit sepatu dan membantu istrinya berjualan kue dan diantar ke warung-warung. Namun, setelah istrinya meninggal, Sarkan beralih profesi menjadi pedagang di taman kebanggaan warga Pontianak.
Sarkan tidak setiap hari menggelar dagangannya di taman alun-alun Kapuas. Ia masih menjalani profesi sampingan yaitu tukang jahit sepatu dan sandal di pinggir jalan Hassanudin, Sungai Jawi. “ dalam seminggu saya menggelar dagangan 3-4 kali, yaitu pada hari-hari libur Korem (sebutan lain taman alun-alun Kapuas) selalu ramai dikunjungi orang” ucap Sarkan. Pada hari-hari biasa ia manfaatkan untuk beralih profesi menjadi tukang jahit sepatu dan sandal. “ ade lah buat makan dan biaye sekolah si Joni, yang saye harapkan Joni bise sekolah tinggi, kuliah, biar tak jadi macam saye” harap Sarkan.
Langit makin pekat, sesekali terlihat kilat menyambar-nyambar. Sarkan pasrah, hari ini dagangannya tidak disentuh pengunjung. pedangan lain juga sudah menggulung dagangannya. Ia dan anaknya pun bergegas mengemaskan barang dagangannya kembali sebelum hujan tumpah.

Senin, 26 Maret 2012

ev-a news

PESONA KULMINASI DI TUGU KHATULISTIWA
Pontianak,  Jumat, 23 Maret 2012. Tugu Khatulistiwa yang berada di jalan Khatulistiwa sekitar pukul 08.00 mulai dipadati pengunjung.  Pengunjung berasal dari berbagai daerah bahkan manca negara. Para pengunjung sengaja datang untuk menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi, yaitu puncak kulminasi.
Pengunjung yang ingin menyaksikan puncak kulminasi matahari mulai ramai pada pukul 10.00. Teriknya panas matahari tidak menyurutkan semangat para pengunjung yang sangat antusias ingin menyaksikan pesona kulminasi.
“ Garis lintasan matahari tepat di atas kepala kita (kulminasi) terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September” ucap Kasnawi, pemandu wisata UPTD objek wisata Pontianak saat memberi penjelasan kepada para pengunjung. “Untuk memeriahkan acara puncak kulminasi biasanya pihak penyelenggara mengadakan acara kesenian budaya yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati, tamu dari luar daerah dan manca negara. Namun pada bulan Maret ini tidak diadakan, acara diundur pada bulan September”. Tambahnya.
Tugu Khatulistiwa dibuka dari pukul 07.30-16.30 setiap hari. Jumlah pengunjung sampai pukul 11.25 mencapai 586 pengunjung. “ jumlah pengunjung yang datang pada hari ini lebih ramai dari hari-hari sebelumnya”. Tutur R.A. Poniati Dewi, S.H. petugas Tugu Khatulistiwa yang sedang menghitung jumlah pengunjung yang mengisi buku tamu. “ pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah dan berbagai kalangan, bahkan ada juga pengunjung yang berasal dari negeri Sakura, Jepang”. Tukasnya.  Poniati juga menambahkan bahwa titik kulminasi pada tanggal 21 jatuh pada pukul 11.49. Sedangkan pada hari jumat (23/3) puncak titik kulminasi jatuh pada pukul 11.42.
Menjelang detik-detik puncak kulminasi para pengunjung berbondong-bondong menuju lokasi titik kulminasi yaitu 14 meter dari bangunan Tugu Khatulistiwa. “ Kita patut bangga dengan adanya fenomena ini, karena di Indonesia hanya di Pontianak yang dilalui garis lintasan matahari. Tugu Khatulistiwa pantas menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia” ucap Yuliana, seorang pengunjung yang datang bersama anaknya.(ev-a)



Selasa, 06 Maret 2012

PUISI

Ibu
D. Zawawi Imron
kalau aku merantau lalu datang 
musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, 
ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

(Batang-Batang - Madura)

Selasa, 28 Februari 2012

my support from my self


SEMANGAT UNTUKKU
semua rasa datangnya hanya sementara.. jadi jangan sampai semua itu mengubah arah hidupmu. tetap semangat jalani ini semua. ada yang bikin sakit hati jangan jadikan sesuatu yang menghalangimu untuk maju. maju terus. segala kritikan tentang keburukanmu anggap saja sebagai motivsi untuk berubah menjadi lebih baik lagi. berterimakasihlah padanya yang sudah meluangkan waktunya untuk memperhatikanmu dan mengatakan segala kesalahan dan keburukanmu. dengan begitu kamu jadi tau apa saja kesalahan dan keburukanmu dan kamu bisa memperbaiki itu semua.selalu berpikir positif adalah hal yang paling penting.